Rabu, 11 November 2015

Laporan KJP SDN Pekojan 01 Pagi Jakarta

Pendataan Hak warga Jakarta terhadap Fasilitas Pendidikan di Jakarta
Kartu Jakarta Pintar (KJP) di Sekolah SDN Pekojan 01 Pagi Jakarta
dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia




                     
              




BAGIAN AWAL

Kelas : LB53
Dosen: Antonius Atosokhi Gea (D1240 )
Waktu : Rabu, 21 Oktober 2015
Pukul : 09.00 – 11.00
Lokasi: SDN Pekojan 01 Pagi Jakarta
Tim yang Hadir :
Ketua: Michael Angelus / 1701293156
Anggota:
1.     Bella Siti Nurbarani     / 1701292411
2.     Devin Alamsubiru       / 1701323045
3.     Fabyo Agata               / 1701346755
4.     Ivan Saputra Kohan    / 1701334723
5.     Nathasya                     / 1701301643
6.     Ridwan Fadillah          / 1701308776
7.     Riska Tjandra              / 1701294505
Tim yang tidak hadir : -     


Pengambilan foto di depan kelas SDN Pekojan 01 Pagi. Dari kiri ke kanan: Ridwan Fadillah, Devin Alamsubiru, Riska Tjandra, Nathasya, Bapak Rosib, S. pd., M. Si., Bella Siti Nurbarani, Michael Angelus, Ivan Saputra Kohan, Fabyo Agata.


BAGIAN ISI

Teori hak atau Rights-based ethics merupakan salah satu bagian dari 4 teori yang ada mengenai teori etik. Teori hak atau rights-based ethics ini paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan dan perilaku. Teori hak ini merupakan salah satu aspek dari teori deotologi karena, hak berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban satu orang biasanya serentak berarti juga hak dari orang lain. Pada kegiatan sidak KJP ini teori hak sangat perlu di perhatikan. Dimana para siswa/i yang sudah menerima KJP memiliki kewajiban untuk memenuhi beberapa syarat untuk mendapatkan KJP tersebut, seperti penghasilan orang tua, kepemilikan harta benda, dan lain-lain, dan mereka yang memang berkekurangan dalam hal materi berhak memiliki KJP untuk menunjang pendidikan mereka. Disamping kewajiban yang sudah kami lakukan yakni melakukan sidak KJP seperti yang sudah di perintahkan, siswa/i yang memang berkekurangan dalam hal materi berhak mendapatkan KJP atas sidak yang kami lakukan.
Persiapan yang kami jalankan agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar cukup banyak. Mulai dari menyiapkan berkas-berkas untuk mendukung jalannya sidak ke sekolah, yang sangatlah penting sebagai pengantar kami dalam menjalankan tugas kami. Selain itu, kami juga harus menyiapkan kuisioner wawancara KJP untuk siswa/i SDN Pekojan 01 Pagi Jakarta, kuisioner wawancara KJP untuk sekolah, surat pengantar dari TFI untuk sekolah, formulir evaluasi kegiatan, formulir validasi pendidikan, lembar verifikasi 8355 (mengenai 8355), dan data/list KJP dan dari TFI. Setelah semua berkas persiapan terlengkapi, maka barulah kami dapat merencanakan kapan sidak ke Sekolah SDN Pekojan 01 Pagi Jakarta akan kami laksanakan. Setelah bersepakat menentukan hari sidak, barulah kami berangkat sesuai dengan kesepakatan bersama. Sidak kami laksanakan tanggal 19 Oktober 2015 sekitar Pk 13.00 WIB, namun sidak kami untuk pertama kalinya gagal karena sekolah belum mempersiapkan data KJP dan 8355 yang jelas. Pada akhirnya, kami kembali melakukan sidak di hari Rabu, 21 Oktober 2015 Pk 09.00 WIB.
Metode yang kami terapkan dalam menjalankan sidak yaitu dengan me-wawancarai siswa/i secara langsung. Hal ini kami lakukan karena memang merupakan keharusan dari TFI dan untuk mendukung hasil yang maksimal dari sidak ini. Setelah memenuhi perizinan dari pihak sekolah untuk me-wawancarai siswa/i, kami diarahkan ke dalam suatu ruangan dimana terdapat meja berukuran panjang dan kursi di sekelilingnya. Seorang guru yang kami ketahui di sekolah tersebut, memanggil 10 orang siswa/i pertama untuk menjalani wawancara di ruangan tersebut. Begitu seterusnya, 10 orang berikutnya dipanggil kembali. Siswa/i di SDN Pekojan 01 Pagi yang kami wawancarai tidak sebanyak siswa/I di SMPN 31 Jakarta. Siswa/I di SDN Pekojan 01 Pagi yang kami wawancarai hanya berkisar sekitar 50 orang. Hal positif yang kami dapat dari me-wawancarai siswa/I secara langsung adalah kami dapat melihat ekspresi dari siswa/I secara langsung dari pertanyaan yang kami tanyakan kepada mereka. Hal ini membantu kami untuk dapat mengetahui isi pikiran mereka yang sesungguhnya. Kami juga dapat berkomunikasi dengan mereka secara 2 pihak. Hal ini akan membuat suasana wawancara lebih terasa harmonis. Namun selain hal positif, ada pula hal negatifnya. Karena suasana yang sedikit gaduh, kami harus bersusah payah untuk mengeluarkan suara dengan ekstra agar pertanyaan yang kami tanyakan dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa/i. Terkadang, mereka tidak mengerti akan pertanyaan yang kami tanyakan. Sehingga kami harus menjelaskan secara berulang kali dengan penjelasan yang lebih mudah untuk di cerna.
Pengukuran kinerja yang sudah dilakukan berdasarkan hasil survey dari narasumber:
1.     Survey Eksternal
Hasil survey kami lakukan terhadap Bapak Ahmad Sufandi selaku pihak TU sekolah yang mewakili survey ini. Dimana Bapak Ahmad Sufandi telah menyerahkan daftar rekomendasi calon siswa KJP ke kepala sekolah. Lalu pihak sekolah memanggil calon siswa KJP/wali untuk melakukan pendataan KJP. Media yang digunakan dalam melakukan pendataan KJP adalah tatap muka secara langsung dengan orang tua wali siswa. Waktu yang di butuhkan dari proses pendataan KJP hingga kunjungan verifikasi ke rumah siswa/I ialah 2 hari. Saat berkunjung untuk verifikasi ke rumah calon siswa/I KJP adalah asset rumah, kondisi ekonomi, dan informasi rumah tangga. Selain itu sekolah pun melakukan pengumuman untuk calon siswa KJP sementara. Cara sekolah mengumumkannya ialah dengan cara menempelkan pengumuman tersebut di madding dan melakukan pengumuman secara langsung. Selama pengumuman daftar siswa KJP ada beberapa tanggapan dari siswa/wali/masyarakat, dan pihak sekolah menanggapi tanggapan tersebut dengan cara melakukan rapat dengan komite sekolah. Namun sekolah tidak ikut serta membantu pembuatan SKTM bagi calon siswa KJP di kelurahan setempat. Maka dari itu, siswa harus mengurus SKTM di kelurahan tempat tinggal mereka masing-masing.
 Selain itu sekolah mengetahui cara mengecek status calon siswa KJP dan memberitahuan kepada siswa/wali status penerimaan KJP tersebut.
      Pada system pendistribusian pihak sekolah memanggil siswa/wali siswa untuk membagi KJP, yang hadir dalam pembagian KJP di sekolah ialah pihak dari bank DKI langsung, dan sekolah tidak menjadwalkan satu hari khusus agar siswa/wali siswa dapat menggambil KJP di Bank DKI secara masing-masing.

Pada penggunaannya sekolah melakukan sosialisasi penggunaan KJP saat kegiatan pendistribusian kartu, dan sosialisasi tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah, dengan melakukan system sosialisasi tatap muka langsung. Selain Kepala Sekolah, Wali Kelas juga ikut serta dalam sosialisasi tersebut. Sekolah juga mengetahui bahwa KJP hanya bisa di belanjakan secara non-tunai, namun sekolah tidak mengetahu bahwa dana KJP tidak akan hangus jika tidak dipakai, dan KJP dapat digunakan untuk TransJakarta / Busway.

Sekolah melakukan pengarsipan struk pembayaran peserta KJP. Dengan demikian terdapat bukti struk pembayaran dari tahun 2014, namun tidak terdapat bukti struk di tahun 2015, dan juga tidak ada indikasi struk atau kwitansi palsu yang kami temukan. Berikut ini adalah salah satu dari bukti struk pembelanjaan KJP dan hasil wawancara dengan pihak sekolah.





2.     Survey Internal
a.     Disiplin waktu
Ada beberapa di antara anggota kelompok kami yang tidak datang tepat waktu untuk berkumpul menjalankan sidak. Dengan berbagai macam alasan, hal ini akan memperlambat kinerja kami. Namun, karena kami merupakan satu kesatuan dari sebuah kelompok, maka kami dapat saling memaklumi dan memahami satu sama lain. Namun, kami tidak ingin hal ini terjadi secara terus-menerus. Oleh karena itu, kami saling memberikan pengertian satu sama lain agar dapat datang tepat pada waktu yang telah ditentukan.

b.     Ide-ide yang disampaikan
Dalam melaksanakan sidak, haruslah ada aturan siapa yang akan melakukan suatu tugas. Dalam menjalankan hal tersebut, dibutuhkan ide-ide yang baik untuk mendukung jalannya sidak dengan baik pula. Selalu ada di antara anggota kelompok kami yang mengutarakan idenya mengenai jalannya sidak. Misalnya, dengan memberikan pilihan jalan tercepat menuju lokasi sidak. Hal ini jelas sangat memudahkan kelompok kami.

c.     Penerapan di lapangan
Hal- hal yang terjadi, pada kenyataannya tidak selalu sesuai dengan apa yang kami bayangkan. Ada saja hal-hal yang terjadi diluar perkiraan kami. Misalnya, tidak tersedianya tempat parkir di depan sekolah. Hal ini membuat kami harus mencari cara bagaimana agar kami mendapat parkir dan bisa melanjutkan aktivitas kami di SDN Pekojan 01 Pagi Jakarta. Selain itu, pada saat kedatangan pertama kami ke sekolah, kami tidak dapat langsung melaksanakan wawancara terhadap siswa/i. Hal ini terjadi karena ketidaktersediaan data mengenai KJP dan 8355 di sekolah tersebut. Lagi-lagi kami harus melakukan sidak di hari yang berbeda. Pembagian tugas berjalan dengan baik. Adalah seorang di antara kami yaitu Michael Angelus, ia mengorganisir siswa/I untuk dapat di wawancara oleh kami. Hal ini membuat wawancara berjalan lebih efektif. Selain itu, ia juga mendokumentasikan kegiatan sidak yang kami lakukan di hari tersebut.

d.     Inisiatif
Pada awalnya, antusiasme dari anggota kelompok kami memanglah tidak terlalu baik. Namun, seiring berjalannya waktu, barulah kami merasakan bahwa kegiatan sidak yang kami lakukan ini memanglah harus dijalankan dengan penuh semangat. Semangat yang baik, akan menghasilkan hasil yang baik pula. Misalnya ketika tidak mendapat parkir, salah seorang di antara kelompok kami berinisiatif untuk memarkir mobilnya di Alfamart terdekat. Walaupun letak sekolah dan Alfamart berjarak cukup jauh, anggota kelompok kami tetap berinisiatif untuk melakukannya. Salah seorang dari kelompok kami juga berinisiatif untuk me-wawancarai Kepala Sekolah SDN Pekojan 01 Pagi Jakarta. Terdapat banyak respon positif dari kelompok kami.

e.     Sikap (Etika berbicara, sopan santun)
Kami memahami bahwa etika berbicara yang sopan sangatlah penting untuk kami lakukan. Hal ini harus kami lakukan agar dapat diterima baik oleh pihak sekolah. Bayangkan saja apabila kami datang ke sekolah dengan berpakaian tidak sopan dan mengucapkan kata-kata yang tidak baku. Hal ini akan menjadi batu sandungan bagi kelompok kami. Oleh karena itu, kelompok kami sudah bersikap baik terhadap pihak sekolah dan siswa/i.






FORM EVALUASI

















BAGIAN PENUTUP
Hasil dari kegiatan ini adalah kami dapat menjalankan tugas TFI dan mengetahui bagaimana sesungguhnya kondisi yang ada di sekolah mengenai KJP dan 8355. Pendataan yang kami lakukan diharapkan dapat membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membantu saudara-saudari kami yang belum terdaftar sebagai perserta KJP, dan mendata 8355 (sesuai atau tidak).
Pada dasarnya, dengan kegiatan sidak yang telah kami lakukan, kami dapat mengetahui siapa saja yang sudah terdaftar sebagai peserta KJP. Apabila ada yang sudah terdaftar di sekolah, namun belum terdaftar di PemProv DKI Jakarta, ini dapat disesuaikan agar data yang ada di pemerintah dan di sekolah menjadi sesuai. Dengan demikian, siswa/I bisa mendapatkan hak mereka yang sebenarnya.
Hal yang perlu kami perbaiki kedepannya adalah menejemen waktu. Menejemen waktu ini berupa ketepatan waktu anggota kelompok untuk berkumpul, menuju ke SDN Pekojan 01 Pagi Jakarta. Selain itu, setelah mengetahui bagaimana letak sekolah, kami akan langsung mencari tempat parkir di tempat sebelumnya. Sehingga kegiatan sidak kami dapat berjalan dengan cepat dan maksimal.
Jumlah peserta dalam kegiatan sidak di SDN Pekojan 01 Pagi Jakarta adalah 50 orang. Dengan demikian, total keseluruhan peserta bila digabungkan dengan anggota kelompok kami adalah 58 orang.



DOKUMENTASI KEGIATAN


                                                                                                        



Kondisi Lingkungan SDN Pekojan 01 Pagi




 
              





Saat Mewawancarai Pihak Sekolah



                                                                                        











Saat Mewawancarai Siswa/I Secara Langsung













Tidak ada komentar:

Posting Komentar