Pendataan Hak warga Jakarta
terhadap Fasilitas Pendidikan di Jakarta
dalam Penerapan Mata Kuliah
Character Building bersama Teach For Indonesia
BAGIAN AWAL
Kelas : LB53
Dosen: Antonius
Atosokhi Gea (D1240 )
Waktu : Rabu, 21 Oktober 2015
Pukul : 09.00 – 11.00
Lokasi: SDN Pekojan 01 Pagi Jakarta
Tim yang Hadir :
Ketua: Michael Angelus / 1701293156
Anggota:
1.
Bella
Siti Nurbarani / 1701292411
2.
Devin
Alamsubiru / 1701323045
3.
Fabyo
Agata / 1701346755
4.
Ivan
Saputra Kohan / 1701334723
5.
Nathasya / 1701301643
6.
Ridwan
Fadillah / 1701308776
7.
Riska
Tjandra / 1701294505
Tim yang tidak hadir : -
Pengambilan
foto di depan kelas SDN Pekojan 01 Pagi. Dari kiri ke kanan: Ridwan Fadillah,
Devin Alamsubiru, Riska Tjandra, Nathasya, Bapak Rosib, S. pd., M. Si., Bella
Siti Nurbarani, Michael Angelus, Ivan Saputra Kohan, Fabyo Agata.
BAGIAN ISI
Teori hak atau Rights-based ethics
merupakan salah satu bagian dari 4 teori yang ada mengenai teori etik. Teori
hak atau rights-based ethics ini paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik
buruknya suatu perbuatan dan perilaku. Teori hak ini merupakan salah satu aspek
dari teori deotologi karena, hak berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban satu
orang biasanya serentak berarti juga hak dari orang lain. Pada kegiatan sidak
KJP ini teori hak sangat perlu di perhatikan. Dimana para siswa/i yang sudah
menerima KJP memiliki kewajiban untuk memenuhi beberapa syarat untuk
mendapatkan KJP tersebut, seperti penghasilan orang tua, kepemilikan harta
benda, dan lain-lain, dan mereka yang memang berkekurangan dalam hal materi
berhak memiliki KJP untuk menunjang pendidikan mereka. Disamping kewajiban yang
sudah kami lakukan yakni melakukan sidak KJP seperti yang sudah di perintahkan,
siswa/i yang memang berkekurangan dalam hal materi berhak mendapatkan KJP atas
sidak yang kami lakukan.
Persiapan yang kami jalankan agar
kegiatan dapat berjalan dengan lancar cukup banyak. Mulai dari menyiapkan
berkas-berkas untuk mendukung jalannya sidak ke sekolah, yang sangatlah penting
sebagai pengantar kami dalam menjalankan tugas kami. Selain itu, kami juga
harus menyiapkan kuisioner wawancara KJP untuk siswa/i SDN Pekojan 01 Pagi
Jakarta, kuisioner wawancara KJP untuk sekolah, surat pengantar dari TFI untuk
sekolah, formulir evaluasi kegiatan, formulir validasi pendidikan, lembar
verifikasi 8355 (mengenai 8355), dan data/list KJP dan dari TFI. Setelah semua
berkas persiapan terlengkapi, maka barulah kami dapat merencanakan kapan sidak
ke Sekolah SDN Pekojan 01 Pagi Jakarta akan kami laksanakan. Setelah bersepakat
menentukan hari sidak, barulah kami berangkat sesuai dengan kesepakatan
bersama. Sidak kami laksanakan tanggal 19 Oktober 2015 sekitar Pk 13.00 WIB,
namun sidak kami untuk pertama kalinya gagal karena sekolah belum mempersiapkan
data KJP dan 8355 yang jelas. Pada akhirnya, kami kembali melakukan sidak di
hari Rabu, 21 Oktober 2015 Pk 09.00 WIB.
Metode yang kami terapkan dalam
menjalankan sidak yaitu dengan me-wawancarai siswa/i secara langsung. Hal ini
kami lakukan karena memang merupakan keharusan dari TFI dan untuk mendukung
hasil yang maksimal dari sidak ini. Setelah memenuhi perizinan dari pihak
sekolah untuk me-wawancarai siswa/i, kami diarahkan ke dalam suatu ruangan
dimana terdapat meja berukuran panjang dan kursi di sekelilingnya. Seorang guru
yang kami ketahui di sekolah tersebut, memanggil 10 orang siswa/i pertama untuk
menjalani wawancara di ruangan tersebut. Begitu seterusnya, 10 orang berikutnya
dipanggil kembali. Siswa/i di SDN Pekojan 01 Pagi yang kami wawancarai tidak
sebanyak siswa/I di SMPN 31 Jakarta. Siswa/I di SDN Pekojan 01 Pagi yang kami
wawancarai hanya berkisar sekitar 50 orang. Hal positif yang kami dapat dari
me-wawancarai siswa/I secara langsung adalah kami dapat melihat ekspresi dari
siswa/I secara langsung dari pertanyaan yang kami tanyakan kepada mereka. Hal
ini membantu kami untuk dapat mengetahui isi pikiran mereka yang sesungguhnya.
Kami juga dapat berkomunikasi dengan mereka secara 2 pihak. Hal ini akan
membuat suasana wawancara lebih terasa harmonis. Namun selain hal positif, ada
pula hal negatifnya. Karena suasana yang sedikit gaduh, kami harus bersusah
payah untuk mengeluarkan suara dengan ekstra agar pertanyaan yang kami tanyakan
dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa/i. Terkadang, mereka tidak mengerti
akan pertanyaan yang kami tanyakan. Sehingga kami harus menjelaskan secara
berulang kali dengan penjelasan yang lebih mudah untuk di cerna.
Pengukuran kinerja yang sudah dilakukan
berdasarkan hasil survey dari narasumber:
1.
Survey
Eksternal
Hasil survey kami lakukan terhadap
Bapak Ahmad Sufandi selaku pihak TU sekolah yang mewakili survey ini. Dimana
Bapak Ahmad Sufandi telah menyerahkan daftar rekomendasi calon siswa KJP ke
kepala sekolah. Lalu pihak sekolah memanggil calon siswa KJP/wali untuk
melakukan pendataan KJP. Media yang digunakan dalam melakukan pendataan KJP
adalah tatap muka secara langsung dengan orang tua wali siswa. Waktu yang di
butuhkan dari proses pendataan KJP hingga kunjungan verifikasi ke rumah siswa/I
ialah 2 hari. Saat berkunjung untuk verifikasi ke rumah calon siswa/I KJP
adalah asset rumah, kondisi ekonomi, dan informasi rumah tangga. Selain itu
sekolah pun melakukan pengumuman untuk calon siswa KJP sementara. Cara sekolah
mengumumkannya ialah dengan cara menempelkan pengumuman tersebut di madding dan
melakukan pengumuman secara langsung. Selama pengumuman daftar siswa KJP ada
beberapa tanggapan dari siswa/wali/masyarakat, dan pihak sekolah menanggapi
tanggapan tersebut dengan cara melakukan rapat dengan komite sekolah. Namun
sekolah tidak ikut serta membantu pembuatan SKTM bagi calon siswa KJP di
kelurahan setempat. Maka dari itu, siswa harus mengurus SKTM di kelurahan
tempat tinggal mereka masing-masing.
Selain itu sekolah mengetahui cara mengecek status calon siswa KJP dan memberitahuan kepada siswa/wali status penerimaan KJP tersebut.
Selain itu sekolah mengetahui cara mengecek status calon siswa KJP dan memberitahuan kepada siswa/wali status penerimaan KJP tersebut.
Pada system pendistribusian pihak sekolah
memanggil siswa/wali siswa untuk membagi KJP, yang hadir dalam pembagian KJP di
sekolah ialah pihak dari bank DKI langsung, dan sekolah tidak menjadwalkan satu
hari khusus agar siswa/wali siswa dapat menggambil KJP di Bank DKI secara
masing-masing.
Pada penggunaannya sekolah melakukan
sosialisasi penggunaan KJP saat kegiatan pendistribusian kartu, dan sosialisasi
tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah, dengan melakukan system sosialisasi
tatap muka langsung. Selain Kepala Sekolah, Wali Kelas juga ikut serta dalam
sosialisasi tersebut. Sekolah juga mengetahui bahwa KJP hanya bisa di
belanjakan secara non-tunai, namun sekolah tidak mengetahu bahwa dana KJP tidak
akan hangus jika tidak dipakai, dan KJP dapat digunakan untuk TransJakarta /
Busway.
Sekolah melakukan pengarsipan struk
pembayaran peserta KJP. Dengan demikian terdapat bukti struk pembayaran dari
tahun 2014, namun tidak terdapat bukti struk di tahun 2015, dan juga tidak ada
indikasi struk atau kwitansi palsu yang kami temukan. Berikut ini adalah salah
satu dari bukti struk pembelanjaan KJP dan hasil wawancara dengan pihak
sekolah.
2.
Survey
Internal
a.
Disiplin
waktu
Ada beberapa di antara anggota kelompok
kami yang tidak datang tepat waktu untuk berkumpul menjalankan sidak. Dengan
berbagai macam alasan, hal ini akan memperlambat kinerja kami. Namun, karena
kami merupakan satu kesatuan dari sebuah kelompok, maka kami dapat saling
memaklumi dan memahami satu sama lain. Namun, kami tidak ingin hal ini terjadi
secara terus-menerus. Oleh karena itu, kami saling memberikan pengertian satu
sama lain agar dapat datang tepat pada waktu yang telah ditentukan.
b.
Ide-ide
yang disampaikan
Dalam melaksanakan sidak, haruslah ada
aturan siapa yang akan melakukan suatu tugas. Dalam menjalankan hal tersebut,
dibutuhkan ide-ide yang baik untuk mendukung jalannya sidak dengan baik pula.
Selalu ada di antara anggota kelompok kami yang mengutarakan idenya mengenai
jalannya sidak. Misalnya, dengan memberikan pilihan jalan tercepat menuju
lokasi sidak. Hal ini jelas sangat memudahkan kelompok kami.
c.
Penerapan
di lapangan
Hal- hal yang terjadi, pada
kenyataannya tidak selalu sesuai dengan apa yang kami bayangkan. Ada saja
hal-hal yang terjadi diluar perkiraan kami. Misalnya, tidak tersedianya tempat
parkir di depan sekolah. Hal ini membuat kami harus mencari cara bagaimana agar
kami mendapat parkir dan bisa melanjutkan aktivitas kami di SDN Pekojan 01 Pagi
Jakarta. Selain itu, pada saat kedatangan pertama kami ke sekolah, kami tidak
dapat langsung melaksanakan wawancara terhadap siswa/i. Hal ini terjadi karena
ketidaktersediaan data mengenai KJP dan 8355 di sekolah tersebut. Lagi-lagi
kami harus melakukan sidak di hari yang berbeda. Pembagian tugas berjalan
dengan baik. Adalah seorang di antara kami yaitu Michael Angelus, ia
mengorganisir siswa/I untuk dapat di wawancara oleh kami. Hal ini membuat
wawancara berjalan lebih efektif. Selain itu, ia juga mendokumentasikan
kegiatan sidak yang kami lakukan di hari tersebut.
d.
Inisiatif
Pada awalnya, antusiasme dari anggota kelompok
kami memanglah tidak terlalu baik. Namun, seiring berjalannya waktu, barulah
kami merasakan bahwa kegiatan sidak yang kami lakukan ini memanglah harus
dijalankan dengan penuh semangat. Semangat yang baik, akan menghasilkan hasil
yang baik pula. Misalnya ketika tidak mendapat parkir, salah seorang di antara
kelompok kami berinisiatif untuk memarkir mobilnya di Alfamart terdekat.
Walaupun letak sekolah dan Alfamart berjarak cukup jauh, anggota kelompok kami
tetap berinisiatif untuk melakukannya. Salah seorang dari kelompok kami juga
berinisiatif untuk me-wawancarai Kepala Sekolah SDN Pekojan 01 Pagi Jakarta.
Terdapat banyak respon positif dari kelompok kami.
e.
Sikap
(Etika berbicara, sopan santun)
Kami memahami bahwa etika berbicara
yang sopan sangatlah penting untuk kami lakukan. Hal ini harus kami lakukan
agar dapat diterima baik oleh pihak sekolah. Bayangkan saja apabila kami datang
ke sekolah dengan berpakaian tidak sopan dan mengucapkan kata-kata yang tidak
baku. Hal ini akan menjadi batu sandungan bagi kelompok kami. Oleh karena itu,
kelompok kami sudah bersikap baik terhadap pihak sekolah dan siswa/i.
FORM EVALUASI
BAGIAN PENUTUP
Hasil dari kegiatan ini adalah kami
dapat menjalankan tugas TFI dan mengetahui bagaimana sesungguhnya kondisi yang
ada di sekolah mengenai KJP dan 8355. Pendataan yang kami lakukan diharapkan
dapat membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membantu saudara-saudari
kami yang belum terdaftar sebagai perserta KJP, dan mendata 8355 (sesuai atau
tidak).
Pada dasarnya, dengan kegiatan sidak
yang telah kami lakukan, kami dapat mengetahui siapa saja yang sudah terdaftar
sebagai peserta KJP. Apabila ada yang sudah terdaftar di sekolah, namun belum
terdaftar di PemProv DKI Jakarta, ini dapat disesuaikan agar data yang ada di
pemerintah dan di sekolah menjadi sesuai. Dengan demikian, siswa/I bisa
mendapatkan hak mereka yang sebenarnya.
Hal yang perlu kami perbaiki kedepannya
adalah menejemen waktu. Menejemen waktu ini berupa ketepatan waktu anggota kelompok
untuk berkumpul, menuju ke SDN Pekojan 01 Pagi Jakarta. Selain itu, setelah
mengetahui bagaimana letak sekolah, kami akan langsung mencari tempat parkir di
tempat sebelumnya. Sehingga kegiatan sidak kami dapat berjalan dengan cepat dan
maksimal.
Jumlah peserta dalam kegiatan sidak di
SDN Pekojan 01 Pagi Jakarta adalah 50 orang. Dengan demikian, total keseluruhan
peserta bila digabungkan dengan anggota kelompok kami adalah 58 orang.
DOKUMENTASI KEGIATAN
Kondisi
Lingkungan SDN Pekojan 01 Pagi
Saat Mewawancarai Pihak Sekolah
Saat
Mewawancarai Siswa/I Secara Langsung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar