Rabu, 11 November 2015

Laporan Pendataan Hak Warga Jakarta terhadap Fasilitas Pendidikan di Jakarta Kartu Jakarta Pintar (KJP) di Sekolah SMPN 32 Jakarta

Pendataan Hak Warga Jakarta terhadap Fasilitas Pendidikan di Jakarta
Kartu Jakarta Pintar (KJP) di Sekolah SMPN 32 Jakarta
dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building Professional Development bersama Teach For Indonesia




                                   





BAGIAN AWAL

Kelas : LB53
Dosen: Antonius Atosokhi Gea (D1240 )
Waktu : Senin, 19 Oktober 2015
Pukul : 10.00 – 13.00
Lokasi: SMPN 32 Jakarta, Jl. Pejagalan Raya No. 51 Jakarta
Tim yang Hadir :
Ketua: Michael Angelus / 1701293156
Anggota:
1.     Bella Siti Nurbarani            / 1701292411
2.     Devin Alamsubiru    / 1701323045
3.     Fabyo Agata              / 1701346755
4.     Ivan Saputra Kohan / 1701334723
5.     Nathasya                   / 1701301643
6.     Ridwan Fadillah      / 1701308776
7.     Riska Tjandra                       / 1701294505
Tim yang tidak hadir : tidak ada


Kami melakukan sesi foto di ruang kepala sekolah SMPN 32 Jakarta. Dimana dari kiri ke kana nada Fabyo Agata, Devin Alamsubiru, Ridwan Fadillah, Michael Angelus, Ivan Saputra Kohan, Bapak Drs. Hj. Trisno , M.M, Bella Siti Nurbarani, Riska Tjandra, dan Nathasya.

BAGIAN ISI
            Duty-Based Ethics adalah merupakan salah satu teori etika yang ada saat ini. Duty-based ethics merupakan suatu teori etika yang berdasar pada kewajiban. Dimana suatu perbuatan dianggap baik karena perbuatan tersebut diwajibkan untuk dilakukan dan perbuatan lainnya dilarang. Jadi pelaksanaan terhadap kegiatan sidak KJP ini sesuai dengan teori etika Duty-based ethics, dimana kami mahasiswa Bina Nusantara University di berikan kewajiban untuk melakukan sidak ke sekolah yang sudah kami pilih, dan melakukan wawancara dengan siswa/i disana mengenai pelaksanaan KJP yang sudah mereka jalani. Selain itu kegiatan sidak yang kami lakukan ini merupakan perbuatan yang tidak dilarang atau baik, sebab kami melaksanakan kegiatan ini berdasarkan kewajiban kami atas salah satu tugas dari mata kuliah CB: Professional Development.
            Persiapan yang kami lakukan dalam menjalani sidak KJP ini adalah menyiapkan berkas-berkas yang di perukan guna menunjang pelaksanaan kegiatan kami, yakni kuisioner wawancara KJP untuk siswa/i, dan kuisioner wawancara KJP untuk sekolah, surat pengantar dari TFI untuk sekolah, form evaluasi kegiatan, form validasi pendidikan, lembar verifikasi 8355 (mengenai 8355), data KJP dari TFI dan data 8355 dari TFI. Setelah semua berkas-berkas siap, kami melakukan penjadwalan keberangkatan ke sekolah tujuan dengan mencocokkan jadwal antara masing-masing anggota. Setelah hari yang ditetapkan, kami pun berangkat sesuai jadwal, yakni pada tanggal 19 Oktober 2015, pukul 07.30 WIB dari Kampun Binus Alam Sutera.
            Metode yang kami lakukan dalam melakukan sidak ke sekolah tersebut adalah, dengan mewawancarainya secara langsung. Dimana siswa/I yang sudah menerima KJP tahap 1 tahun 2014 di kumpulkan sebanyak 100 orang dalam ruangan aula sekolah. Lalu dengan jumlah anggota 8 orang, kami melakukan pembagian tugas wawancara sekitar 12 sampai 13 orang anak per masing-masing anggota. Hal positif dari metode wawancara langsung ini ialah kami dapat dengan mudah dan jelas mengetahui jawaban mereka, dan mereka siswa/I yang kami wawancarai pun merasa senang dan terbuka, sebab dengan metode wawancara ini kami jadi bisa lebih dekat dan membaur dengan mereka. Hal negatifnya adalah karena ruang aula yang tidak cukup besar, suasana jadi ramai sekali dan panas. Sehingga kami harus mengeluarkan suara ekstra agar pertanyaan yang kami lontarkan ketika melakukan wawancara dapat di dengar dengan jelas oleh siswa/I yang kami wawancarai.
            Pengukuran terhadap hasil kinerja kami berdasarkan hasil survey dari Kepala Sekolah selaku narasumber ialah berupa summary eksternal dan internal
1.     Survey eksternal
            Hasil survey kami lakukan terhadap Ibu Triana Damayanti selaku pihak TU sekolah yang mewakili survey ini. Dimana Ibu Triana telah menyerahkan daftar rekomendasi calon siswa KJP ke kepala sekolah. Namun pihak sekolah tidak memanggil calon siswa KJP/wali untuk melakukan pendataan KJP. Media yang digunakan dalam melakukan pendataan KJP adalah melakukan tatapmuka secara langsung dengan orang tua wali siswa. Waktu yang di butuhkan dari proses pendataan KJP hingga kunjungan verifikasi ke rumah siswa/I ialah 14 hari. Saat berkunjung untuk verifikasi ke rumah calon siswa/I KJP adalah asset rumah, kondisi ekonomi, dan informasi rumah tangga. Selain itu sekolah pun melakukan pengumuman untuk calon siswa KJP sementara. Cara sekolah mengumumkannya ialah dengan cara menempelkan pengumuman tersebut di madding. Selama pengumuman daftar siswa KJP ada beberapa tanggapan dari siswa/wali/masyarakat, dan pihak sekolah menanggapi tanggapan tersebut dengan cara memanggil pihak yang bersangkutan untuk dimintai bukti terkait tanggapan tersebut. Sekolah pun ikut membantu pembuatan SKTM bagi calon siswa KJP di kelurahan setempat. Selain itu sekolah mengetahui cara mengecek status calon siswa KJP dan memberitahuan kepada siswa/wali status penerimaan KJP tersebut.
            Pada system pendistribusian pihak sekolah memanggil siswa/wali siswa untuk membagi KJP, yang hadir dalam pembagian KJP di sekolah ialah pihak dari bank DKI langsung, dan sekolah tidak menjadwalkan satu hari khusus agar siswa/wali siswa dapat menggambil KJP di Bank DKI secara masing-masing.
            Pada penggunaannya sekolah melakukan sosialisasi penggunaan KJP saat kegiatan pendistribusian kartu, dan sosialisasi tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah, dengan melakukan system sosialisasi tatap muka langsung. Selain Kepala Sekolah, Wali Kelas juga ikut serta dalam sosialisasi tersebut. Sekolah juga mengetahui bahwa KJP hanya bisa di belanjakan secara non-tunai, namun sekolah tidak mengetahu bahwa dana KJP tidak akan hangus jika tidak dipakai, dan KJP dapat digunakan untuk TransJakarta / Busway.
            Sekolah melakukan pengarsipan struk pembayaran peserta KJP. Namun, tidak ada bukti sturk pembayaran dari tahun 2014 dan 2015, dan juga tidak ada indikasi struk atau kwitansi palsu yang kami temukan. Untuk bukti struk yang harus di foto kami tidak mendapatkannya, karena belum ada yang melaporkan struk pembelanjaan kepada sekolah.






2.     Survey internal
a.    Disiplin waktu
                                          i.         Yang dijadikan contoh adalah Bella Siti Nurbarani, sebab Bella hadir paling cepat dan awal ketika kami menentukan waktu keberangkatan kami ke sekolah.
                                        ii.         Yang perlu lebih semangat adalah Ridwan Fadilah dan Fabyo Agata, sebab mereka datang tidak tepat waktu dan kami pun harus menunggu mereka ketika berangkat, sebab kami menggunakan kendaraan Ridwan untuk menuju ke sekolah.

b.    Ide-ide yang di sampaikan
                                          i.         Yang dijadikan contoh adalah Michael Angelus, dan Bella Siti Nurbarani, sebab mereka yang dengan sigap menyiapkan berkas-berkas yang di perlukan untuk melakukan wawancara, serta Michael sebagai ketua kelompok menentukan waktu dan tempat berkumpul keberangkatan menuju ke sekolah.
                                        ii.         Tidak ada yang perlu lebih semangat, karena pada dasarnya kami semua selalu menyampaikan ide-ide selama melaksanakan kegiatan ini, seperti halnya harus melalui jalan tol atau tidak, ketika nanti sanpai sekolah harus bagaimana, dan masih banyak lagi.

c.      Penerapan di lapangan
                                          i.         Yang dijadikan contoh dalam penerapan kegiatan ini adalah kami semua yakni Michael, Bella, Devin, Fabyo, Ivan, Nathasya, Ridwan, dan Riska. Sebab kami melakukan apa yang sudah kami diskusikan sebelumnya dengan baik, dan sesuai dengan yang sudah kami diskusikan.
                                        ii.         Tidak ada yang perlu di semangati, sebab kami melakukan kegiatan penerapan di lapangan dengan baik.

d.    Inisiatif Sikap (Etika berbicara, sopan santun)
                                          i.         Yang dijadikan contoh adalah kami semua, yakni Michael, Bella, Devin, Fabyo, Ivan, Nathasya, Ridwan, dan Riska. Sebab kami semua bersikap dengan baik, dimana ketika ada guru melewati dan bertanya kepada kami, kami selalu menyapa dan memberika senyum, serta dengan baik menjawab pertanyaan mereka.
                                        ii.         Yang perlu di semangati tidak ada.

FORM EVALUASI







BAGIAN PENUTUP
            Hasil dari kegiatan ini adalah semua mahasiswa yang mengikuti pembelajaran CB terlibat aktif dalam kegiatan sebagai pelaksanaan dari apa yang disebutkan dalam LO matakuliah CB. Kerjasama antara Binus dengan Pemerintah Provinsi DKI, dan lembagalembaga atau komunitas lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan proyekproyek ini, terlaksana dengan baik. Dan ini akan ikut mengharumkan nama Binus . Selain itu kami juga dapat secara langsung menerapkan etika-etika yang sudah diajarkan dalam materi CB: Professional Development sebelumnya. Kami juga menghasilkan data berupa siswa/I yang sebenarnya layak dan tidak layak mendapat KJP, serta melakukan penyesuaian data antara data yang di berikan sekolah dengan data yang di berikan oleh TFI, dimana kedua data tersebut sama dan sesuai.
            Kesimpulannya kami sudah melakukan kegiatan yang sesuai dengan ketentuan yang ada dari TFI, dan dalam pelaksanaannya ini kami juga secara tidak sadar sudah menerapkan etika-etika dalam berperilaku sesuai dengan yang diajarkan dalam materi CB Professional Development ini.
            Yang perlu di perbaiki kedepannya adalah ketepatan waktu anggota kelompok ketika berkumpul, kerjasama antara anggota kelompok dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, serta informasi yang jelas dari TFI agar kami tidak melakukan suatu kegiatan berulang-ulang karena update pemberitahuannya tidak secara langsung satu kali.
            Jumlah peserta dalam kegiatan sidak KJP di sekolah SMPN 32 Jakarta adalah 100 siswa/I ditambah dengan anggota kelompok kami 8 orang menjadi 108 orang peserta.
            Kami terlambat melakukan update laporan mengenai kegiatan KJP ini ke dalam blog dan google docx dikarenakan data yang kami terima pertama kali ketika datang ke sekolah tidak sesuai. Sehingga kami melakukan konsultasi ke TFI dengan menanyakan sebenarnya data yang di perlukan tahun 2014/2015, atau 2015/2016, dan TFI tidak dapat menjawab dengan pasti tahun berapa, karena mereka juga tidak mendapatkan informasi mengenai tahun yang dimaksud. Sehingga mereka menyarankan untuk kembali ke sekolah dan kami harus kembali lagi melakukan penjadwalan dan penyesuaian jadwal antar anggota, dan pada tanggal 3 November 2015 kami melakukan kunjungan kembali ke sekolah untuk meminta data yang sesuai dengan data yang kami terima dari TFI. Setelah semua data sesuai dan lengkap pada tanggal itu juga kami lalu melakukan update ke google docx mengenai KJP atas nama ketua kelompok kami Michael Angelus. Kami semua bekerja bersama saling bahu membahu mengupdate data KJP ke google docx.

DOKUMENTASI KEGIATAN




Kondisi SMPN 32 Jakarta



Ketika Mewawancarai Ibu Triana Damayati selaku Pihak TU


Ketika melakukan wawancara secara langsung dengan siswa/I SMPN 32 Jakarta




Tidak ada komentar:

Posting Komentar